Aksara Incung merupakan salah satu aksara di Indonesia yang digunakan oleh Suku Kerinci yang mendiami dataran tinggi Jambi, Provinsi Jambi. Kerinci merupakan satu-satunya suku yang memiliki aksara sendiri di Sumatera Tengah. Aksara ini telah ada sejak abad ke-4 Masehi, hal ini dibuktikan dengan adanya naskah-naskah kuno berumur ratusan tahun lebih yang telah menggunakan aksara incung. Secara bahasa, Aksara Incung berarti miring atau terpancung (dari bahasa kerinci). Aksara Incung sendiri dibentuk oleh garis-lurus, patah terpancung, dan melengkung. Aksara Incung adalah peninggalan nenek moyang Kerinci Kuno. Pada zaman sekarang ini eksistensi Aksara Incung sebagai warisan budaya perlu dipertahankan. Oleh karena itu, buku “Lembayung Bumi Sakti Alam Kerinci” yang merupakan kumpulan pantun beraksara incung menjadi salah satu bacaan yang mampu menambah wawasan tentang aksara incung. Buku ini ditulis oleh Peserta Pelatihan Akasara Incung yang terdiri dari pelajar SMA/MA, Mahasiswa dan Umum se-Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh dalam Acara Festival Bahasa dan Sastra Kerinci Tahun 2024.